20 Jul 2012

"His promise" part #3


Saat dalam perlajalan menuju kampus di dalam mobilnya. Lagu ini.. rasanya aku tidak asing mendengar lagu ini, tapi aku lupa. Lagu apa ini? Mengapa hatiku terasa sangat sedih mendengar lagu ini? Otakku terus berfikir judul lagu ini. Oh ya! Akhirnya aku ingat. Ini adalah lagu “Unbreakable – Westlife” lagu untuk Adrizta orang yang aku sangat cintai saat itu. Di hari yang mengenaskan itu. Tanpa sadar ternyata aku sudah meneteskan  air mata. Dan tiba-tiba lamunanku buyar saat orang di sebelahku ini berbicara.

“Kamu kenapa? Apa kamu tidak suka lagunya? Oh ya, aku Masary Fizyn. Biar aku ganti musiknya.” Katanya.
“Tidak, tidak usah (tanpa sadar sekarang aku memegang tangannya) Oh maaf, aku Shazylga Filzan.” Kataku sambil melepaskan tanganku dan mengusap air mata dengan saputangan yang dia berikan tadi.
“Nama yang unik dan bagus.” Pujinya.
“Terimakasih.” Kataku datar.

Oya, bukannya tadi dia bilang namanya Masary Fizyn kenapa  inisyal di saputangan ini  AR? Bukankah harusnya MF? Entahlah mungkin nama pacarnya? Fikirku.

Tidak terasa ternyata kami sudah sampai di kampus baruku ini. Kami pun turun. Tiba –tiba dia menghampiriku dan menggandengku lagi. Aku kaget langsung ku lepas gandengannya.

“Maaf, aku hanya ingin membantu, kaki mu sedikit pincang. Mungkin memar? Mari ku antar kamu ke ruang kesehatan.” Katanya penuh perhatian.
“Tidak usah terimakasih aku bisa, lagipula temanku akan kemari. Oh ya terimakasih atas tumpangannya.” Ujarku.

Dia terdiam sejenak, akhirnya aku berkata lagi

“Sudah kau duluan saja, tidak usah menungguku. Sebentar lagi dia datang.” Kata ku meyakinkannya.
“Apa kamu yakin.” Katanya.
“Ya, tentu saja.” Kataku sambil tersenyum.

Saat aku membalikan badan akhirnya orang yang ku tunggu-tunggu sahabatku Ananily datang. dia langsung terkejut.

“Oh my god! What’s wrong hunny?” Tanyanya dengan muka sedikit shock melihat keadaanku.
“Tidak apa-apa, aku hanya terjatuh tadi di jalan.” Kataku.
“Sudah ku bilang jangan pakai sepatu roda di jalanan, jadi seperti ini kan?” Omelnya padaku.
“Sudah ayo, lebih baik kau bantu aku ke ruang kesehatan.” Ajakku.
“Ok ok, come on. Slow down” Sahutnya.

Dari jarak tempat aku berjalan ternyata aku masih melihat masary yang sedang melihat kea rah kami. Mungkin dia khawatir? Aku berjalan dan senyum terhadapnya. Entah dia membalas senyumanku atau tidak, yang jelas aku tidak begitu mengharapkan balasan senyuman darinya. And finaly, aku langsung ke ruang kesehatan dan meminta sedikit perawatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar