16 Agu 2012

20 Oktober 2011 (cerpen)

hallo jadi gue ikutan lomba cerpen disalah satu group para westlifers. UOWI(University Of Westlifers Indonesia) tentunya harus tentang westlife dong. Yang mau gabung silahkan  http://www.facebook.com/groups/448995365123409/
Ini kisahnya :) silahkan dibaca, dilike, dicomment juga makasih ya :D


“Jaga dirimu baik-baik.” Katanya sambil melambaikan tangan.
“kamu mau kemana? Jangan tinggalkan aku sendirian Shane.” Teriakku kearah nya.

“Gilzy banguuuun..” teriak seseorang di dunia yang berbeda.
“Oh my god, Alright mom.” Sahutku sambil pergi ke toilet.

Oh My God, kenapa aku mimpi hal buruk ini lagi? Ada apa dengan Shane? Apa dia sakit? Gerutuku didepan cermin kamar mandi.
 Baru saja aku selesai mandi, handphoneku berdering “You Light Up My Life, You give me hope to carry on..” oh My god suaranya ini bikin aku tenang.

“Shane!” sahutku dengan nada panik.
“Hai tuan putri, kenapa kamu shock begitu? Ada apa?” tanyanya dari sebrang sana.
“Apa kamu baik-baik saja?” tanyaku.
“Ya, tentu saja. Kamu kenapa? Kita jadi hunting foto kan?” tanyanya kembali.
“Oh syukurlah, tidak apa-apa. Iya iya, kamu dimana sekarang?” tanyaku lagi.
“Aku sudah ada didepan rumahmu loh.” Jawabnya.
“Oh ya? Baiklah aku segera turun. Tunggu ya.” Kataku.
Aku turun ke bawah mengambil sarapanku, dan pamitan ke Ibuku.
“Mom, aku pergi dulu ya. Makasih sarapannya.” Kataku sambil mengambil roti yang ada di atas  piringku.
“Hati-hati ya.” Kata ibuku sambil melambaikan tangan.

Hai, aku Gilzy, umurku sekarang 21 tahun. Aku kerja disalah satu perusahaan ternama di negaraku Ritz City. Aku bekerja sebagai direktur disini sekarang. Ya aku membangun perusahaan ini bersama almarhum ayahku. Beliau yang sangat amat berperan disini. Aku senang bekerja disini. Perusahaan ini mengasah kemampuanku untuk menjadi seorang photographer dan model.
Aku pergi ke luar dan disambut oleh pangeran tampan. Pastinya Shane, cowo yang selama 5 tahun nemenin gue. Dari gua sedih sampe seneng.

“Hallo Shane, maaf ya lama.” Kataku sambil membuka pintu mobilnya.
“Apapun untuk tuan putri.” Katanya dengan senyuman manisnya.
“Hahaha baiklah pangeranku.” Kataku sambil menepuk-nepuk pundaknya.
“Jadi mau hunting kemana kita sekarang?” tanyaku.
“Aku tau tempat yang bagus.” Katanya sambil teresnyum.
“Ok, let’s go!” sahutku penuh semangat.
Setelah sampai di tempat yang kami tuju..
“Bagaimana? Keren kan?” tanyanya padaku.
“Ya, bagus bagus. Dari mana kau tau tempat ini? Sejuk sekali udaranya disini.” Kataku.
“Ada deh mau tau aja. Dasar kepo.” Ledeknya.
“Yasudah ayo cepat kamu jadi modelnya ya kali ini?” kataku langsung.
“Loh ko aku? Kamu saja.” Tolaknya.
“Ah tidak, pokonya kamu. Sudah berdiri disana, jangan lupa senyuman handal mu itu.” kataku sambil tertawa.
“Hei, kau meledekku apa memujiku sih.” Katanya dengan muka melas.
“Hahaha iya iya ampun. Aku memujimu ko.” Kataku menghiburnya.
“Hahaha sudah kebuktikan aku itu emang cool.” Sombongnya.
“Terserahlah yang penting ini cepat selesai.” Kataku sambil mencoba mencari angel camera yang pas.

Setelah selesai foto-foto, Shane mengajakku ke suatu tempat tidak jauh dari tempat tadi kita foto-foto.

“Zy, sini deh.” Katanya sambil mengajakku tiduran di atas rumput2 pendek ini.
“Ada apa? Tidak ada bintang siang-siang begini Shane.” Kataku sambil tiduran di sebelahnya.
“Kamu tau? Aku senang aku bisa bersama kamu sampai saat ini.” Katanya sambil menggenggam erat tanganku.
“Aku janji, aku akan selalu ada untuk kamu.” Tambahnya.
“Ya shane.” Kataku perlahan.
“Kamu bahagia? Bersamaku?” tanyanya.
“Tentu, aku sangat bahagia. Kenapa kamu bertanya seperti itu?” tanyaku balik.
“Aku hanya ingin memastikan kamu bahagia bersamaku selama ini.” Ungkapnya.
“Aku mau ngasih sesuatu ke kamu.” Katanya sok misterius.
“Apa? Jangan jahil ya.” Kataku.
“Tidak kali ini aku serius Zy.” Katanya sambil mengajakku berdiri.
Tiba-tiba dia berlutut dan memberikan sebuah kotak kecil.
“Ini buat kamu.” Katanya sambil membukakan tutupnya.
“Shane..” kataku dengan berlinang air mata.

Mimpi buruk itu membawa kebahagiaan?

“Aku sudah merencanakan hari pertunangan kita. Kamu tidak keberatan bukan?” katanya sambil memakaikan cincin yang terukir nama kita berdua.
“ya,” kataku speachlees.  Oh tuhan apakah ini mimpi?
“Acarnya 2 hari lagi. Bagaimana?” tanyanya sambil mengusap pipiku..
Aku hanya bisa mengangguk-ngangguk saking bahagianya aku.
“Terimakasih sayang.” Katanya sambil memelukku.
“Baiklah, aku akan mengantarmu ke kantor sekarang. Aku ada kelas mengajar hari ini. Tidak apa-apa kan?” tanyanya.
“Tentu saja.” Kataku sambil tersenyum.
“Oh iya, aku jemput kamu jam 7 malam ya. Aku mau menunjujkan sesuatu padamu.” Katanya sambil membukakan pintu mobil.
“Ok hunny.” Kataku sambil masuk ke dalam mobil.

Di dalam mobil.. “I never gonna say goodbye, cause I never wanna see you cry..” lagunya buat gua tambah terharu.
Tidak terasa ternyata sudah sampai depan perusahaanku.

“Haati-hati ya.” Kataku sambil memeluknya.
“Iya, sayang.” sahutnya sambil mencium keningku.
“Bye..” kataku saat turun dari mobilnya sambil melambaikan tangan.

Hari ini akan menjadi hari terindah dalam hidupku. Aku berharap tidak akan pernah ada yang bisa memisahkan kita berdua Shane..
Aku langsung menelfon sahabatku.

“Nicooo, coba tebak . aku dapet apa dari Shane?” sahutku dengan nada girang.
“Wah apa? Apa?” katanya penasaran.
“Kamu ke taman disamping kantor aku ya nanti  sore. Aku mau banyak cerita.” Kataku.
“Ok ok. Sampai ketemu ya.” Sahutnya.
“Siip, bye.” Kataku sambil menutup telfonnya.

Sore harinya, aku pergi ke taman samping kantorku. Ternyata Nicky sudah menungguku ditempat kami biasa mengobrol.

“Nicoooo!” teriakku sambil berlari kearahnya.
“Hey, ayo ayo cerita.” Katanya dengan muka penasaran.
“Jadi gini…” ceritaku panjang lebar.

Setelah selesai,

“Wah, selamat ya” ungkapnya dengan girang.
“Ya, terimakasih.” Kataku tersenyum.
“kamu harus segera siap-siap Gil.” Katnya menyarankanku.
“Iya, iya siip.” Kataku.
“Aku punya kenalan disgner, dia sahabatku namanya Mak. Kamu mau pesen gak ke dia? Bisa 1 hari jadi ko. Ya maklum lah professional gitu.” Katanya lagi.
“Boleh boleh, aku minta nomer telfonnya gimana? Atau kita langsung ketemu aja sekarang?” tanyaku tergesa-gesa.
“Ayo sekaarang aja, aku sms dia dulu ya.” Katanya sambil mengetik sms.
“Siip. Ayo kita berangkat.” Katanya setelas selesai mengetik sms.

Mark, tubuhnya tegap, ganteng dan baik hati. Dia disgner yang professional karena sudah go Internasional juga. Akhirnya setelah mengobrol dan membuat kesepakatan kami pun pamit untuk pulang.

“Baiklah terimakasih ya Mark. Oh ya jagan lupa untuk datang ke hari H nya ya.” Kataku saat pamitan.
“Ok. See you there.” Katanya.
“Ok, makasih ya Nico. Aku harus siap-siap sekarang. Shane akan menjemputku jam 7.” Kataku.
“Ok Ok, ayo biar aku antar sampai rumah.” Ajaknya.
“Baiklah, terimakasih.” Kataku sambil masuk ke dalam mobilnya.

Setelah sampai dirumah aku menceritakan semuanya ke Ibu, awalnya juga dia terkejut sama seperti aku. Setelah selesai bercerita aku siap-siap untuk pergi bersama Shane. Tidak lama kemudian klakson mobil terdengar.

“Pasti Shane.” Kataku sambil turun ke lantai bawah untuk membukakan pintu.
“Shanee..” sapaku.
“Sudah siap?” tanyanya.
“Siap boss.” Kataku sambil masuk kedalam mobilnya.

Saat diperjalanan..

“Mau kemana kita?” tanyaku.
“Yang pasti aku mau makan, aku laper nih.” Katanya dengan tampang melas.
“Hahaha ayo ayo mukamu itu kalo udah kelaparan bikin gemes.” Kataku sambil mencubit tangannya.
“Aduh, kamu ya.” Katanya sambil tersenyum.

Setelah sampai tempat makan. Tempat ini di pesisir pantai, kami mencari tempat duduk yang letaknya di belakang restaurant itu, karena langsung ke arah laut.

“Wah keren ya.” Kataku terpesona melihat keindahan laut.
“Ko cuma kita berdua ya di bagian pantainya?” tanyaku pada Shane.
“Yaiyalah orang aku booking. Biar makin romantic ceritanya.” Godanya sambil tertawa.
“Hahaha dasar kamu.” Kataku.
“Makasih ya.” Tambahku padanya.
“Iya sama-sama.” katanya dengan senyuman manisnya.
“Oh ya aku udah pesen bajunya semuanya sudah selesai.” Ungkapku.
“Oh ok ok.” Balasnya.

Setelah selesai makan, kami pun pulang..

“Thanks for today ya” katanya sambil mengantarku ke depan rumah.
“Istirahat ya, besok aku kabari lagi.” Tambahnya.
“Iya siap.” Kataku sambil tersenyum.
“Daah..” katanya sambil kembali kemobilnya.

Esok harinya..

“Mom, aku mau ambil baju dulu ya buat besok.” Kataku.
“Kamu pergi sama siapa?” Tanya ibuku.
“Tadi Shane sms dia tidak bisa mengantarku. Tp temannya akan datang kesini untuk mengantarku.”jawabku.
“Ok, hati-hati ya.” Sahut ibuku.

Tidak lama setelah aku pamitan, mobil sedan merah pun datang.

“Hey, Gil. Aku Kian sahabatnya Shane. Kamu sudah siap?” tanyanya dari dalam mobil.
“Iya iya. Ok siip.” Kataku sambil menghampiri mobilnya.

Di mobil Kian menceritakan persahabatannya dengan Shane. Mereka sangat akrab, mereka berteman sejak kecil. Jadi mereka sudah tau satu sama lain. Dia menceritakan hal-hal konyol yang pernah di buat oleh mereka berdua.
Setelah selesai mengambil baju, dan mengobrol-ngobrol. Kami pun pulang. Karena Kian juga sudah ada acara lain yang menunggunya.

“Thanks ya.” Kataku padanya.
“Ok, no problem.” Balasnya.
“Jangan lupa ya besok dating.” kataku saat turun dari mobilnya.
“Pastinya.” Sahutnya.

Semoga besok akan berjalan dengan lancar.
20 Oktober 2011. Akhirnya hari yang aku nanti-nanti datang. Tidak sabar aku untuk melihat Shane. Dia pasti terlihat tampan dari sebelum-sebelumnya. Hari ini aku berangkat bersama ibuku dari rumah.
Setelah sampai di gedung.

“Shane kemana? Ko belum datang juga?” kata Nico.
“Entahlah mungkin sebentar lagi.” Jawab Kian.
“Hey itu Gilzy.” Sahutnya sambil menunjuk ke arahku.
“Hey semuanya, makasih yah udah dating.” kataku sambil tersenyum.
“Oh ya, Shane udah dateng?” tanyaku.
“Mungkin sebentar lagi.” Kata Kian.
“Gil, ko kamu canti banget sih.” Puji Nico.
“Ah Nico berlebihan deh.” Kataku sambil menepuk pundaknya.
“Betul you are so beautiful today.” Puji Mark.
“jadi dulu-dulu gue gak cantik gitu? Kataku dengan muka melas.
“Gimana ya?” kata mereka sermpak.
“Aaah kalian rese.” Kataku dengan tampang tambah melas.”
“Hahahaha tidak tidak, kami bercanda.” Kata Kian.
“Sebentar ini Shane telfon.” Kata Kian tiba-tiba.

Keadaan hening tiba-tiba.

“Ada apa?” tanyaku pada Kian.
“Shane..” katanya merintih.
“Hey Kian ada apa? Dia sudah sampai?” Tanya Mark.
“Dimana dia?” lanjut Nico.
“Kiaaan jawab.” Sahutku.
“Maaf, tapi Shane..” kata Kian dengan berlinang air mata.
“Shane  kecelakaan. Ini dari pihak kepolisian.” Lanjutnya dengan nada yang semakin berat.
“APA?” teriakku dengan emosi.
“Bagaimana dia sekarang? Dimana dia?” tanyaku sambil memegang kedua bahu kian.
“Untuk memastikan keadaannya kita ditunggu di RS TNW sekarang.” Lanjut Kian.

Jantungku berdegup kencang, emosi pun mulai naik. Badanku juga terasa lemas. Aku rasa aku tidak sanggup untuk berdiri. Tiba-tiba badanku ambruk.

Saat aku bangun.

“Dimana aku? Mana Shane?” tanyaku langsung pada semua orang yang ada diruangan ku.
Semuanya terdiam dalam tangisan. Ibuku menangis di sampingku.
“Ibu, dimana Shane?” tanyaku lagi.
“Nico, Kian, Mark kenapa kalian diam?” tanyaku dengan nada tinggi.
“Maaf Gil tapi..” kata Kian.
“Tapi apa?” tanyaku lagi.
“Dia sudah tidak ada.” Lanjutnya sambil menahan tangisan.

Esok harinya di pemakaman..

Ternyata mimpiku kali ini sudah terjawab. Semuanya selesai. Shane akhirnya meninggalkanku untuk selama-lamanya. Hari ini akan menjadi kenangan pahitku. Semuanya begitu cepat terjadi.  Semoga kamu tenang disana, kamu akan selalu ada di hatiku Shane.

This love is unbreakable
It's unmistakable
And each time I look in your eyes
I know why
This love is untouchable
I feel that my heart just can't deny
Each time I look in your eyes
Oh baby, I know why
This love is unbreakable

-The End-

makasih udah baca maaf kalau kepanjangan ceritanya :)
@elgaalrezna

14 Agu 2012

"His Promise" part #6


Saat keluar dari pintu ternyata bukan Ana.  “Masy?” sahutku spontan. “What are you doing here?” kataku heran.
“Slow down shazy, aku cuma mau pergi bareng kamu saja. Bolehkan?” Katanya santai.
“Ya apa boleh buat? Kau sudah ada disini sekarang, ayo cepat, nanti telat.” Kataku.
Saat di perjalanan, tiba-tiba dia bertanya, “Oh ya, tadi kamu panggil aku apa? Masy? Haha” katanya sambil tertawa.
“iya, kenapa? Namamu repot jadi ku singkat saja. Gak suka?” jawabku jutek.
“hahaha, tidak tidak, jangan marah dong. Aku senang kamu manggilku seperti itu. Karena cuma kamu yang manggil aku itu, panggilan special dari kamu.” Katanya sambil tersenyum.

Aduh apa sih ini orang? Kenapa dia PD banget sih -.- ya terserah dia deh.

Saat sampai di kampus ternyata Ana sudah menungguku. “Oh ok, makasih ya maaf merepotkanmu.” Kataku.
Saat aku berjalan menuju Ana, “Oh ya, ini jaket dan saputanagnmu kemarin. Makasih ya, maaf merepotkan.” Kataku sambil memberikan kotak yang berisi jaket dan saputangan nya.
“Harus berapa kali kau bilang kata-kata seperti itu? It’s ok, bye.” Katanya sambil tersenyum.

Aku menghampiri Ana, sepanjang jalan menuju kelas, dia terus menanyakan tentang cowo itu dan bertanya bagaimana aku bisa kenal dan terlihat akrab dengan cowo itu. Aku heran memang seberapa specialnya dia di kalangan kampus ini? Akhirnya saat istirahat aku menceritakan semuanya, dari pertama kali kami bertemu.

“Apa kamu yakin kamu tidak kenal dengan orang itu?” kata Ana heran.
“tidak, memang dia siapa? Aktor film? Hahaha.” Kataku sambil tertawa.
“aduh zyl, aku serius.” Akhirnya Ana menjelaskan siapa sebenarnya orang itu. ternyata dia adalah anak dari pemilik kampus ini, dan keponakan dari dosen besar di kampus ini. Dia di jurusan arsitek, dan ternyata dia juga yang membuat sketsa bangunan kampus ini. Selain itu dia juga mahasiswa berpresasi dan popular di kampus ini, tentu saja dia adalah idola para mahasiswi di kampus ini.
“Wow.” Kata pertamaku setelah mengetahui semuanya.
“ok, sepertinya aku harus berhati-hati dan sedikit menjauh dari dia agar aku selamat dari cewe-cewe yang mengidolakannya hahaha.” Kataku mendramatisir.
“dasar kau.” Katanya sambil menepuk pundaku.
“pantas saja, kemarin dia hafal..”
“kemarin? Kalian kemana? Ngapain? Ada apa?” tanyanya dengan muka keponya.
“ah mau tau aja. Haha yang pasti gak macem-macem ko. Slow aja.” Kataku sambil tertawa.

Saat masuk ke kelas, kepala ku terasa pusing. Aduh kenapa kepalaku. Keluhku dalam hati. Pelajaran hari itu pun tidak ada yang masuk ke dalam otakku. Sebelum pulang Ana sudah bilang padaku, dia tidak bisa pulang bareng. Karena dia harus mengantar ibunya ke salon saat itu juga. Ok no problem.

Saat sedang menunggu bus di halte, kepalaku terasa sakit lagi, kali ini benar-benar pusing. Dan aku mimisan. “kenapa ini?” kataku panik sambil mengusap hidungku dengan saputanganku. Aku duduk perlahan di bangku tempat menunggu bus. Tiba-tiba pandanganku memburam, jalan ini serasa terbalik, akhirnya semuanya hitam..

Saat aku terbangun, aku sudah berada di samping wanita yang cantik, dan lembut. Rambutnya yang pirang, bola matanya yang biru, hidungnya yang mancung, bibirnya yang tipis kecil, ada lesung pipitnya., lengkap dengan badannya yang sungguh seperti model. Sungguh wanita ini begitu perfect sekali, fikirku.

“Hello, I’m rose. Bagaimana keadaan mu? Sudah mendingan?” katanya.
“ya, kataku pelan. Maaf, dimana aku sekarang?” kataku heran sambil mencoba bangun dari tempat tidur ini.
“kamu diapartemen Masy.” Katanya.

Masy? Dia bilang hanya aku yang memanggilnya. tapi wanita ini..

“oh, maaf pasti aku merepotkanmu. Aku akan segera pulang, terimakasih atas bantuannya.” Kataku sambil tersenyum, mengambil tasku dan berjalan menuju depan pintu rumah ini.
“ok, tunggu sebentar.” Katanya, dia berjalan kea rah ruang tengah dan berbicara pada Masy

Dia begitu akrab dengan masy, siapa dia? Apa dia pacarnya masy? Beruntung sekali masy, mereka cocok. Lebih baik aku pulang sendiri. Aku tidak mau merepotkannya. Fikirku. Saat aku jalan keluar..

“Hey, tidak bisakah kau menunggu sebentar?” Kata masy sambil memegang tanganku.
“maaf aku tidak mau mereptkan mu lagi” kataku sambil melepas tangannya perlahan.
“ayo naik.” Katanya sambil membukakan pintu mobilnya.
“terimakasih, tapi..”
“ayo cepat” lanjutnya dengan nada lebih tegas

Baiklah, akhirnya aku diantar lagi olehnya. Entah kenapa suasana di mobil kali ini begitu sunyi. Jantungku pun berdrgup lebih cepat. Saat aku akan bicara, dia memarkirkan mobilnya di pinggir jalan. Lalu dia berkata..

“Maaf, maaf kan aku, aku membiarkanmu kehujanan kemarin. Maaf.” Katanya sambil menatapku dan menggenggam tanganku.
Aku kaget, kenapa dia? “tidak, ini bukan kesalahanmu. Aku…” belum ku selesaikan ucapanku, dia menutup mulutku dan mengatakan “Aku sayang kamu, maaf kan aku.” Katanya.

Wajahnya yang serius baru menyadarkan aku. Begitu gantengnya dia menggunakan kacamata seperti ini. Aku terdiam terpesona melihat wajahnya, bola matanya yang biru seperti air yang tenang, bibirnya yang tipis seolah mengatakan dia orang yang simple. Tapi sekarang wajahnya lebih terlihat cemas, dan bingung.  Aku sediri bingung apa yang harus aku katakana padanya sekarang. Selama ini aku senang, nyaman  ada di dekatnya.

“sudahlah, ayo kita lanjutkan perjalanan.” Katanya sambil memakaikan ku sabuk pengaman yang lupa ku pakai.

Saat sampai dirumah aku langsung ke kamar dan melamu di balkon depan kamarku. Apa yang sedang aku pikirkan? Apa yang harus aku lakukan? Kenapa aku jadi terbayang semua perkataannya, dan wajahnya? Apa aku suka padanya? Bagaimana dengan adrizta? Fikiranku mulai kacau sekarang.

Tiba-tiba kakaku datang dan menghampiriku. “Dia orang yang baik, dan sangat perhatian padamu.” Katanya sambil berdiri di sebelahku.
Aku menengok ke samping dengan muka bingung. “apa? Bagaimana kau…” kataku.
“bagaimana aku bisa tau tentang cowo itu? nothing is impossible sist” katanya sambil tersenyum.
“sudah tidak usah dipikirkan, ayo turun, orang-orang sudah menunggumu di meja makan.” Lanjutnya.

Akhirnya hari ini pun selesai setelah kami makan malam, dan tidur. Hari ini akan menjadi kenangan hari yang membingungkan untuk ku..

4 Agu 2012

"His promise" part #5


Saat aku melihat kebelakang aku kaget melihat dia “Kamu? Masary? Kataku.
“Ya, aku. Kenapa? Boleh aku menemanimu?” tanyanya.
“Terserah.” Kataku.
“Bagaimana keadaan kakimu? Masih sakit?” tanyanya lagi.
“Sudah agak mendingan, terimakasih.” Jawabku.
“Aku pergi dulu ya, aku ingin melihat-lihat keadaan universitas ini.” Lanjutku.
“Ayo!” katanya.
“Hah? Ayo? Kamu mau ikut?”tanyaku.
“Bolehkan aku menemanimu ya ya ya?” katanya dengan tampang melas.

Aku mengangguk dan langsung berjalan, ya walaupun sambil terpincang-pincang.
Aku sibuk melihat peta dan menghafal beberapa ruangan di kampus ini. Dia langsung mengambil peta yang aku pegang dan membantu ku berjalan.

“sini biar ku bantu, aku hafal semua yang ada di sini.” Katanya sambil memegang tanganku.
“Oh, maaf tapi..” saat aku akan melepaskan tangannya dia malah memotong pembicaraanku.
“Please aku mohon untuk hari ini saja, biarkan aku membantu dan menemanimu.” Sambil membantuku berjalan.
“ok just for today.” Kataku.
“Haha siap, tapi kalau ada waktu boleh kan seperti ini lagi.” Katanya

Aku hanya diam dan mendengarkan dia mengoceh tentang universitas ini. Setelah cukup lama kami berjalan dan mengobrol, aku melihat jam tanganku.

“Oh tidak aku akan  terlambat, maaf aku harus segera pergi.” Kataku.
“Aku akan mengantarmu.” Katanya segera.
“Tidak usah, terimakasih.” Tolakku dengan halus.

Tiba-tiba dia lari dan berbicara pada seseorang , lalu menghampiriku dengan motor.

“Tidak ingin terlambat? Ayo naik.” Ajaknya.
“Yakin? Mobilmu? Tanyaku.
“Sudah cepat, nanti keburu hujan.”  Katanya.
“Okok, terimakasih aku sangat merepotkanmu hari ini.” Kataku.
“Tidak sama sekali putrid shazy.” Katanya sambil memberikan helm padaku.

“Shazy” panggilan itu mengingatkanku pada alm. Adrizta.

Saat di perjalanan tiba-tiba hujan deras, “Bagaimana ini?” tanyanya.

“Lanjutkan saja, rumahku sudah dekat.” Kataku.
Dia malah meminggirkan motornya, berhetnti dan turun dari motornya.
“Ada apa? Lanjutkan saja.” Kataku heran.
Dia turun melepaskan jaketnya. “Pakai ini.” Ujarnya sambil memakaikan jaketnya padaku.”
Dia naik lagi ke motornya, “Pegangan!!” sahutnya.
“Hah?” ….

Motornya melaju dengan cepat. 15 menit kemudian akhirnya sampai didepan perpustakaanku. Yeah perpustakaan dan rumahku menyatu. Rumahku dilantai 2 dan perpustakaan di lantai 1. Saat aku turun dari motornya, belum sempat aku mengucapkan terimakasih padanya dia langsung melaju cepat dan berteriak

“Bye, hangatkan badanmu.” Sahutnya.

Aku hanya terdiam dan berkata dalam hati “terimakasih masy, maafkan aku drizta.” Tiba-tiba pintu perpustakaan terbuka, ternyata kak shaldon membawakan payung. “Ayo” ajaknya.
“oh ya, makasih kak.” Kataku.

Aku langsung pergi ke kamar, untuk membersihkan dan menghangatkan badanku.

“Hari yang melelahkan.” Kataku sambil merebahkan badanku ke tempat tidur. Tidak terasa ternyata aku tertidur.
“zylga, ayo bangun makan malam sudah siap.” Sahut ibuku dari lantai bawah.

Saat akan bangun entah kenapa rasanya kepala ini sangat berat dan sedikit pusing. Akhirnya ibuku dating ke kamarku dan melihat keadaan ku yang ternyata pucat.

“oh dear, what’s going on? Kamu sakit? Apa kamu kehujanan?” tanyanya dengan penuh kekhawatiran.
Aku hanya mengangguk.
“sudah ibu bilang kalau hujan telfon kakak mu biar dia menjemputmu. Kamu mengerti? Katanya.
“ok mom, I’m sorry. I promose.” Kataku meyakinkannya.
Akhirnya beliau turun ke bawah, dan saat kembali lagi ke kamarku sambil membawakanku bubur hangat dan kompresan. “Terimakasih bu.” Kataku sambil tersenyum.
“Sudah jangan banyak bicara, makan dulu buburnya” katanya sambil menyuapiku bubur itu.
Setelah selesai , aku di kompres, minum obat dan akhirnya tertidur.

Pagi yang cerah pun tiba kembali, “thanks god, ternyata aku masih bisa melihat hari yang cerah ini. It’s  my first day to go to collage.”
Saat aku sedang bercermin, ibu ku datang “zylga, kamu yakin akan berangkat? Kamu kan …” “mom, please, I’ll be ok mom. Don’t worried ok?” Potongku.
“ok ok.” Sambil memberikanku sweater.
“thank you mom.” Kaaku sambil ku cium kedua pipinya, dan aku pergi ke bawah.
“Ada yang menunggu mu.” Katanya dari arah kamarku.
Siapa? Oh, mngkin Ana. Pikirku sambil memakan roti yang ada di meja makan, aku memakannya sambil berjalan ke depan rumah. Saat ku buka pintu..