14 Agu 2012

"His Promise" part #6


Saat keluar dari pintu ternyata bukan Ana.  “Masy?” sahutku spontan. “What are you doing here?” kataku heran.
“Slow down shazy, aku cuma mau pergi bareng kamu saja. Bolehkan?” Katanya santai.
“Ya apa boleh buat? Kau sudah ada disini sekarang, ayo cepat, nanti telat.” Kataku.
Saat di perjalanan, tiba-tiba dia bertanya, “Oh ya, tadi kamu panggil aku apa? Masy? Haha” katanya sambil tertawa.
“iya, kenapa? Namamu repot jadi ku singkat saja. Gak suka?” jawabku jutek.
“hahaha, tidak tidak, jangan marah dong. Aku senang kamu manggilku seperti itu. Karena cuma kamu yang manggil aku itu, panggilan special dari kamu.” Katanya sambil tersenyum.

Aduh apa sih ini orang? Kenapa dia PD banget sih -.- ya terserah dia deh.

Saat sampai di kampus ternyata Ana sudah menungguku. “Oh ok, makasih ya maaf merepotkanmu.” Kataku.
Saat aku berjalan menuju Ana, “Oh ya, ini jaket dan saputanagnmu kemarin. Makasih ya, maaf merepotkan.” Kataku sambil memberikan kotak yang berisi jaket dan saputangan nya.
“Harus berapa kali kau bilang kata-kata seperti itu? It’s ok, bye.” Katanya sambil tersenyum.

Aku menghampiri Ana, sepanjang jalan menuju kelas, dia terus menanyakan tentang cowo itu dan bertanya bagaimana aku bisa kenal dan terlihat akrab dengan cowo itu. Aku heran memang seberapa specialnya dia di kalangan kampus ini? Akhirnya saat istirahat aku menceritakan semuanya, dari pertama kali kami bertemu.

“Apa kamu yakin kamu tidak kenal dengan orang itu?” kata Ana heran.
“tidak, memang dia siapa? Aktor film? Hahaha.” Kataku sambil tertawa.
“aduh zyl, aku serius.” Akhirnya Ana menjelaskan siapa sebenarnya orang itu. ternyata dia adalah anak dari pemilik kampus ini, dan keponakan dari dosen besar di kampus ini. Dia di jurusan arsitek, dan ternyata dia juga yang membuat sketsa bangunan kampus ini. Selain itu dia juga mahasiswa berpresasi dan popular di kampus ini, tentu saja dia adalah idola para mahasiswi di kampus ini.
“Wow.” Kata pertamaku setelah mengetahui semuanya.
“ok, sepertinya aku harus berhati-hati dan sedikit menjauh dari dia agar aku selamat dari cewe-cewe yang mengidolakannya hahaha.” Kataku mendramatisir.
“dasar kau.” Katanya sambil menepuk pundaku.
“pantas saja, kemarin dia hafal..”
“kemarin? Kalian kemana? Ngapain? Ada apa?” tanyanya dengan muka keponya.
“ah mau tau aja. Haha yang pasti gak macem-macem ko. Slow aja.” Kataku sambil tertawa.

Saat masuk ke kelas, kepala ku terasa pusing. Aduh kenapa kepalaku. Keluhku dalam hati. Pelajaran hari itu pun tidak ada yang masuk ke dalam otakku. Sebelum pulang Ana sudah bilang padaku, dia tidak bisa pulang bareng. Karena dia harus mengantar ibunya ke salon saat itu juga. Ok no problem.

Saat sedang menunggu bus di halte, kepalaku terasa sakit lagi, kali ini benar-benar pusing. Dan aku mimisan. “kenapa ini?” kataku panik sambil mengusap hidungku dengan saputanganku. Aku duduk perlahan di bangku tempat menunggu bus. Tiba-tiba pandanganku memburam, jalan ini serasa terbalik, akhirnya semuanya hitam..

Saat aku terbangun, aku sudah berada di samping wanita yang cantik, dan lembut. Rambutnya yang pirang, bola matanya yang biru, hidungnya yang mancung, bibirnya yang tipis kecil, ada lesung pipitnya., lengkap dengan badannya yang sungguh seperti model. Sungguh wanita ini begitu perfect sekali, fikirku.

“Hello, I’m rose. Bagaimana keadaan mu? Sudah mendingan?” katanya.
“ya, kataku pelan. Maaf, dimana aku sekarang?” kataku heran sambil mencoba bangun dari tempat tidur ini.
“kamu diapartemen Masy.” Katanya.

Masy? Dia bilang hanya aku yang memanggilnya. tapi wanita ini..

“oh, maaf pasti aku merepotkanmu. Aku akan segera pulang, terimakasih atas bantuannya.” Kataku sambil tersenyum, mengambil tasku dan berjalan menuju depan pintu rumah ini.
“ok, tunggu sebentar.” Katanya, dia berjalan kea rah ruang tengah dan berbicara pada Masy

Dia begitu akrab dengan masy, siapa dia? Apa dia pacarnya masy? Beruntung sekali masy, mereka cocok. Lebih baik aku pulang sendiri. Aku tidak mau merepotkannya. Fikirku. Saat aku jalan keluar..

“Hey, tidak bisakah kau menunggu sebentar?” Kata masy sambil memegang tanganku.
“maaf aku tidak mau mereptkan mu lagi” kataku sambil melepas tangannya perlahan.
“ayo naik.” Katanya sambil membukakan pintu mobilnya.
“terimakasih, tapi..”
“ayo cepat” lanjutnya dengan nada lebih tegas

Baiklah, akhirnya aku diantar lagi olehnya. Entah kenapa suasana di mobil kali ini begitu sunyi. Jantungku pun berdrgup lebih cepat. Saat aku akan bicara, dia memarkirkan mobilnya di pinggir jalan. Lalu dia berkata..

“Maaf, maaf kan aku, aku membiarkanmu kehujanan kemarin. Maaf.” Katanya sambil menatapku dan menggenggam tanganku.
Aku kaget, kenapa dia? “tidak, ini bukan kesalahanmu. Aku…” belum ku selesaikan ucapanku, dia menutup mulutku dan mengatakan “Aku sayang kamu, maaf kan aku.” Katanya.

Wajahnya yang serius baru menyadarkan aku. Begitu gantengnya dia menggunakan kacamata seperti ini. Aku terdiam terpesona melihat wajahnya, bola matanya yang biru seperti air yang tenang, bibirnya yang tipis seolah mengatakan dia orang yang simple. Tapi sekarang wajahnya lebih terlihat cemas, dan bingung.  Aku sediri bingung apa yang harus aku katakana padanya sekarang. Selama ini aku senang, nyaman  ada di dekatnya.

“sudahlah, ayo kita lanjutkan perjalanan.” Katanya sambil memakaikan ku sabuk pengaman yang lupa ku pakai.

Saat sampai dirumah aku langsung ke kamar dan melamu di balkon depan kamarku. Apa yang sedang aku pikirkan? Apa yang harus aku lakukan? Kenapa aku jadi terbayang semua perkataannya, dan wajahnya? Apa aku suka padanya? Bagaimana dengan adrizta? Fikiranku mulai kacau sekarang.

Tiba-tiba kakaku datang dan menghampiriku. “Dia orang yang baik, dan sangat perhatian padamu.” Katanya sambil berdiri di sebelahku.
Aku menengok ke samping dengan muka bingung. “apa? Bagaimana kau…” kataku.
“bagaimana aku bisa tau tentang cowo itu? nothing is impossible sist” katanya sambil tersenyum.
“sudah tidak usah dipikirkan, ayo turun, orang-orang sudah menunggumu di meja makan.” Lanjutnya.

Akhirnya hari ini pun selesai setelah kami makan malam, dan tidur. Hari ini akan menjadi kenangan hari yang membingungkan untuk ku..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar