Saat keluar dari pintu ternyata bukan Ana. “Masy?” sahutku spontan. “What are you doing
here?” kataku heran.
“Slow down shazy, aku cuma mau pergi bareng kamu saja. Bolehkan?”
Katanya santai.
“Ya apa boleh buat? Kau sudah ada disini sekarang, ayo
cepat, nanti telat.” Kataku.
Saat di perjalanan, tiba-tiba dia bertanya, “Oh ya, tadi
kamu panggil aku apa? Masy? Haha” katanya sambil tertawa.
“iya, kenapa? Namamu repot jadi ku singkat saja. Gak suka?”
jawabku jutek.
“hahaha, tidak tidak, jangan marah dong. Aku senang kamu
manggilku seperti itu. Karena cuma kamu yang manggil aku itu, panggilan special
dari kamu.” Katanya sambil tersenyum.
Aduh apa sih ini orang? Kenapa dia PD banget sih -.- ya
terserah dia deh.
Saat sampai di kampus ternyata Ana sudah menungguku. “Oh ok,
makasih ya maaf merepotkanmu.” Kataku.
Saat aku berjalan menuju Ana, “Oh ya, ini jaket dan
saputanagnmu kemarin. Makasih ya, maaf merepotkan.” Kataku sambil memberikan
kotak yang berisi jaket dan saputangan nya.
“Harus berapa kali kau bilang kata-kata seperti itu? It’s
ok, bye.” Katanya sambil tersenyum.
Aku menghampiri Ana, sepanjang jalan menuju kelas, dia terus
menanyakan tentang cowo itu dan bertanya bagaimana aku bisa kenal dan terlihat
akrab dengan cowo itu. Aku heran memang seberapa specialnya dia di kalangan
kampus ini? Akhirnya saat istirahat aku menceritakan semuanya, dari pertama
kali kami bertemu.
“Apa kamu yakin kamu tidak kenal dengan orang itu?” kata Ana
heran.
“tidak, memang dia siapa? Aktor film? Hahaha.” Kataku sambil
tertawa.
“aduh zyl, aku serius.” Akhirnya Ana menjelaskan siapa
sebenarnya orang itu. ternyata dia adalah anak dari pemilik kampus ini, dan
keponakan dari dosen besar di kampus ini. Dia di jurusan arsitek, dan ternyata
dia juga yang membuat sketsa bangunan kampus ini. Selain itu dia juga mahasiswa
berpresasi dan popular di kampus ini, tentu saja dia adalah idola para
mahasiswi di kampus ini.
“Wow.” Kata pertamaku setelah mengetahui semuanya.
“ok, sepertinya aku harus berhati-hati dan sedikit menjauh
dari dia agar aku selamat dari cewe-cewe yang mengidolakannya hahaha.” Kataku
mendramatisir.
“dasar kau.” Katanya sambil menepuk pundaku.
“pantas saja, kemarin dia hafal..”
“kemarin? Kalian kemana? Ngapain? Ada apa?” tanyanya dengan
muka keponya.
“ah mau tau aja. Haha yang pasti gak macem-macem ko. Slow
aja.” Kataku sambil tertawa.
Saat masuk ke kelas, kepala ku terasa pusing. Aduh kenapa
kepalaku. Keluhku dalam hati. Pelajaran hari itu pun tidak ada yang masuk ke
dalam otakku. Sebelum pulang Ana sudah bilang padaku, dia tidak bisa pulang
bareng. Karena dia harus mengantar ibunya ke salon saat itu juga. Ok no
problem.
Saat sedang menunggu bus di halte, kepalaku terasa sakit
lagi, kali ini benar-benar pusing. Dan aku mimisan. “kenapa ini?” kataku panik
sambil mengusap hidungku dengan saputanganku. Aku duduk perlahan di bangku
tempat menunggu bus. Tiba-tiba pandanganku memburam, jalan ini serasa terbalik,
akhirnya semuanya hitam..
Saat aku terbangun, aku sudah berada di samping wanita yang
cantik, dan lembut. Rambutnya yang pirang, bola matanya yang biru, hidungnya
yang mancung, bibirnya yang tipis kecil, ada lesung pipitnya., lengkap dengan badannya
yang sungguh seperti model. Sungguh wanita ini begitu perfect sekali, fikirku.
“Hello, I’m rose. Bagaimana keadaan mu? Sudah mendingan?”
katanya.
“ya, kataku pelan. Maaf, dimana aku sekarang?” kataku heran
sambil mencoba bangun dari tempat tidur ini.
“kamu diapartemen Masy.” Katanya.
Masy? Dia bilang hanya aku yang memanggilnya. tapi wanita ini..
Masy? Dia bilang hanya aku yang memanggilnya. tapi wanita ini..
“oh, maaf pasti aku merepotkanmu. Aku akan segera pulang,
terimakasih atas bantuannya.” Kataku sambil tersenyum, mengambil tasku dan
berjalan menuju depan pintu rumah ini.
“ok, tunggu sebentar.” Katanya, dia berjalan kea rah ruang
tengah dan berbicara pada Masy
Dia begitu akrab dengan masy, siapa dia? Apa dia pacarnya
masy? Beruntung sekali masy, mereka cocok. Lebih baik aku pulang sendiri. Aku
tidak mau merepotkannya. Fikirku. Saat aku jalan keluar..
“Hey, tidak bisakah kau menunggu sebentar?” Kata masy sambil
memegang tanganku.
“maaf aku tidak mau mereptkan mu lagi” kataku sambil melepas
tangannya perlahan.
“ayo naik.” Katanya sambil membukakan pintu mobilnya.
“terimakasih, tapi..”
“ayo cepat” lanjutnya dengan nada lebih tegas
Baiklah, akhirnya aku diantar lagi olehnya. Entah kenapa
suasana di mobil kali ini begitu sunyi. Jantungku pun berdrgup lebih cepat.
Saat aku akan bicara, dia memarkirkan mobilnya di pinggir jalan. Lalu dia berkata..
“Maaf, maaf kan aku, aku membiarkanmu kehujanan kemarin. Maaf.” Katanya sambil menatapku dan menggenggam tanganku.
“Maaf, maaf kan aku, aku membiarkanmu kehujanan kemarin. Maaf.” Katanya sambil menatapku dan menggenggam tanganku.
Aku kaget, kenapa dia? “tidak, ini bukan kesalahanmu. Aku…”
belum ku selesaikan ucapanku, dia menutup mulutku dan mengatakan “Aku sayang
kamu, maaf kan aku.” Katanya.
Wajahnya yang serius baru menyadarkan aku. Begitu
gantengnya dia menggunakan kacamata seperti ini. Aku terdiam terpesona melihat
wajahnya, bola matanya yang biru seperti air yang tenang, bibirnya yang tipis
seolah mengatakan dia orang yang simple. Tapi sekarang wajahnya lebih terlihat
cemas, dan bingung. Aku sediri bingung apa
yang harus aku katakana padanya sekarang. Selama ini aku senang, nyaman ada di dekatnya.
“sudahlah, ayo kita lanjutkan perjalanan.” Katanya sambil
memakaikan ku sabuk pengaman yang lupa ku pakai.
Saat sampai dirumah aku langsung ke kamar dan melamu di
balkon depan kamarku. Apa yang sedang aku pikirkan? Apa yang harus aku lakukan?
Kenapa aku jadi terbayang semua perkataannya, dan wajahnya? Apa aku suka
padanya? Bagaimana dengan adrizta? Fikiranku mulai kacau sekarang.
Tiba-tiba kakaku datang dan menghampiriku. “Dia orang yang
baik, dan sangat perhatian padamu.” Katanya sambil berdiri di sebelahku.
Aku menengok ke samping dengan muka bingung. “apa? Bagaimana
kau…” kataku.
“bagaimana aku bisa tau tentang cowo itu? nothing is
impossible sist” katanya sambil tersenyum.
“sudah tidak usah dipikirkan, ayo turun, orang-orang sudah
menunggumu di meja makan.” Lanjutnya.
Akhirnya hari ini pun selesai setelah kami makan malam, dan
tidur. Hari ini akan menjadi kenangan hari yang membingungkan untuk ku..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar