Ups! Aku hampir saja tertabrak oleh mobil sedan mewah
berwarna hitam. Ya aku kaget, shock. Akhirnya aku kehilangan keseimbangan
dan terjatuh depan mobil itu, dan sepertinya kaki ku keseleo. Memang
hampir tertabrak, tapi tetap saja rasa shock yang masih melekat dan kaki
ku yang terasa lumayan sakit ini membuatku susah berjalan. Aku jadi teringat
kejadian setahun yang lalu, aku pernah mengalami kejadian yang sangat
mengerikan, ya aku kehilangan seseorang. Dia adalah Adrizta Richa sedih rasanya
jika mengingat dia. Orang yang selalu ada buat aku, orang yang perhatian dan
tentu saja baik, sekarang sudah pergi jauh dan tidak akan pernah kembali lagi
padaku. Dia adalah pacarku semasa aku di Senior High School. Hari itu kami
berdua sedang bermain sepatu roda bersama di sebuah taman. Saat dia akan
membelikanku minuman di sebrang taman, tiba-tiba ada sebuah truk besar yang
melaju dengan kecepatan yang tinggi. Akhirnya terjadilah kejadian yang sangat
mengerikan itu, ya dia meninggal di hari itu juga didepan mataku. Itu yang
membuatku tidak pernah lagi membuka hati kepada cowo lain untuk waktu dekat
ini.
Tanpa kusadari aku sudah menangis di tengah jalan, mobil itu
segera menyingkir dari jalan untuk memarkirkan mobilnya di pinggir jalan.
Seorang laki-laki pun turun dari mobil tersebut dan menghampiriku, dia
menggandengku ke tempat duduk di depan sebuah café kecil di dekat jalan.
“Hei, kau tidak apa-apa? Maafkan aku ini hapus air matamu
dan kita kerumah skait.” Ujarnya samil memberikan saputangan dengan inisyal
nama di pojok kanan bawah AR.
Aku masih menangis dan lemas, akhirnya dia mengusap air
mataku yang membuatku terkejut dan tersadar.
“Terimakasih, biar aku sendiri.” Kataku.
“Terimakasih, biar aku sendiri.” Kataku.
“Aku sangat menyesal, maafkan aku.” Ujarnya lagi.
“Tidak masalah aku hanya shock, maaf aku harus segera pergi.
Aku akan terlambat jika berlama-lama disini.” Kataku.
Aku tidak tau siapa dia, dan aku pun tidak begitu jelas melihat mukanya. Yang pasti dia mempunyai tubuh yang tegap dan kulitnya putih.
Aku tidak tau siapa dia, dan aku pun tidak begitu jelas melihat mukanya. Yang pasti dia mempunyai tubuh yang tegap dan kulitnya putih.
“Tunggu.. Aku akan mengantarmu, kemana kamu akan pergi? Ke
university of FEAT? Ujarnya.
Bagaimana dia bias tau? Oh aku baru ingat, aku memegang map
yang bertulisan University of FEAT. Aku membawanya karena didalam map itu ada
peta dari universitas tersebut.
“Ya tapi tidak usah, terimakasih. Biar aku naik bus saja.” Tolakku.
“Tungu (sambil memegang pergelangan tanganku) ah maaaf, aku
hanya ingin meminta maaf, dan sebagai permohonan maaf aku akan mengantarmu ,
aku juga akan pergi kesana, tolong.. Jika kau menolak aku akan sangat merasa
bersalah padamu.” Ocehnya panjang lebar.
Dari pada aku terus begini dan aku telat, akhirnya aku
mengiyakan ajakannya.
“Ok baiklah, terimakasih.” Kataku.
Terusin terus ya ga!!! :D
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusudah sampe ke 6 :)) makasih udah baca :3
BalasHapus