Saat dalam perlajalan menuju kampus di dalam mobilnya. Lagu ini..
rasanya aku tidak asing mendengar lagu ini, tapi aku lupa. Lagu apa ini? Mengapa
hatiku terasa sangat sedih mendengar lagu ini? Otakku terus berfikir judul lagu
ini. Oh ya! Akhirnya aku ingat. Ini adalah lagu “Unbreakable – Westlife” lagu
untuk Adrizta orang yang aku sangat cintai saat itu. Di hari yang mengenaskan
itu. Tanpa sadar ternyata aku sudah meneteskan
air mata. Dan tiba-tiba lamunanku buyar saat orang di sebelahku ini
berbicara.
“Kamu kenapa? Apa kamu tidak suka lagunya? Oh ya, aku Masary Fizyn. Biar aku ganti musiknya.” Katanya.
“Tidak, tidak usah (tanpa sadar sekarang aku memegang
tangannya) Oh maaf, aku Shazylga Filzan.” Kataku sambil melepaskan tanganku
dan mengusap air mata dengan saputangan yang dia berikan tadi.
“Nama yang unik dan bagus.” Pujinya.
“Terimakasih.” Kataku datar.
Oya, bukannya tadi dia bilang namanya Masary Fizyn kenapa inisyal di saputangan ini AR? Bukankah harusnya MF? Entahlah mungkin nama pacarnya? Fikirku.
Oya, bukannya tadi dia bilang namanya Masary Fizyn kenapa inisyal di saputangan ini AR? Bukankah harusnya MF? Entahlah mungkin nama pacarnya? Fikirku.
Tidak terasa ternyata kami sudah sampai di kampus baruku
ini. Kami pun turun. Tiba –tiba dia menghampiriku dan menggandengku lagi. Aku kaget
langsung ku lepas gandengannya.
“Maaf, aku hanya ingin membantu, kaki mu sedikit pincang. Mungkin
memar? Mari ku antar kamu ke ruang kesehatan.” Katanya penuh perhatian.
“Tidak usah terimakasih aku bisa, lagipula temanku akan kemari. Oh ya
terimakasih atas tumpangannya.” Ujarku.
Dia terdiam sejenak, akhirnya aku berkata lagi
“Sudah kau duluan saja, tidak usah menungguku. Sebentar lagi
dia datang.” Kata ku meyakinkannya.
“Apa kamu yakin.” Katanya.
“Ya, tentu saja.” Kataku sambil tersenyum.
Saat aku membalikan badan akhirnya orang yang ku
tunggu-tunggu sahabatku Ananily datang. dia langsung terkejut.
“Oh my god! What’s wrong hunny?” Tanyanya dengan muka sedikit shock melihat keadaanku.
“Tidak apa-apa, aku hanya terjatuh tadi di jalan.” Kataku.
“Sudah ku bilang jangan pakai sepatu roda di jalanan, jadi
seperti ini kan?” Omelnya padaku.
“Sudah ayo, lebih baik kau bantu aku ke ruang kesehatan.” Ajakku.
“Ok ok, come on. Slow down” Sahutnya.
Dari jarak tempat aku berjalan ternyata aku masih melihat
masary yang sedang melihat kea rah kami. Mungkin dia khawatir? Aku berjalan dan
senyum terhadapnya. Entah dia membalas senyumanku atau tidak, yang jelas aku
tidak begitu mengharapkan balasan senyuman darinya. And finaly, aku langsung ke
ruang kesehatan dan meminta sedikit perawatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar