Setelah upacara pembukaan selesai, kami semua di bebaskan. Kepala
universitas ini menyarankan kami semua mengenal kampus ini dengan baik dan
detail agar tidak tersesat. Yah apa boleh buat dengan kakiku yang masih sedikit
pincang dan memar aku hanya bias terdiam di kantin bersama Ananily. Dia akhirnya
menanyakan apa yang terjadi, akhirnya aku cerita padanya. Setelah panjang lebar
bercerita tiba-tiba handphone ana berdering..
“Hallo pa, ana lagi sama zylga, aku tidak bias ikut.” Katanya
di telfon.
Aku langsung membisikan padanya “Sudah pergi saja, aku tidak
apa-apa.”
“Apa kamu yakin zyl?” tanyanya.
“ya, mengapa tidak?” jawabku.
“ok ok pah, ana ikut.” Lanjutnya di telfon.
Setelah telfon nya terputus, dia bertanya “Kamu yakin zyl?”
“Harus berapa kali aku bilang ana? Ya tentu saja, no problem hun. Ok? Kataku.
“Harus berapa kali aku bilang ana? Ya tentu saja, no problem hun. Ok? Kataku.
“Haha ok ok. Aku duluan ya, aku kedepan sekarang. Bye zyl
take care.” Sahutnya sambil berlari ke depan dan melambaikan tangan.
“Ok, bye.” Sahutku sambil membalas dengan senyum.
Ok sekarang aku sendirian, akhirnya aku bangun dari tempat
duduk kantin dan jalan perlahan-lahan. Saat aku lihat jam tanganku ternyata
sudah jam 3.
“Sore hari yang indah.” Ungkapku sambil tersenyum.
“Ya udara yang segar dihiasi senyum indahmu yang menjadikan
sore ini berbeda dari sore hari sebelumnya.
Indah kan?” Kata seseorang dari belakangku.